Minggu, 11 Oktober 2015

implementasi perjuangan pemuda BPUPKI di era reformasi

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA
IMPLEMENTASI PERJUANGAN PEMUDA BPUPKI DI ERA REFORMASI



Di susun Oleh Kelompok 4:
Ø  Delpika                       (1405112926)
Ø  Lucy Lucyana           (1405122402)
Ø  Nia Desnelda              (1405117974)
Ø  Nur Fitri Rahma       (14051106
Ø  Okky Prasetyo           (1405110332)
Ø  Wiwit Yuninda          (1405110624)

Dosen Pembimbing: Dra Hj Munjiatun

UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TA 2014/2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................           i          
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB. 1 PENDAHULUAN 
1.1    Latar Belakang.............................................................................1         
1.2    Rumusan Masalah........................................................................1         
BAB. 2 PEMBAHASAN
2.1 Pembentukan Pancasila Oleh Badan BPUPKI..............................2
2.2 Implementasi Perjuangan BPUPKI di Era Reformasi....................4
2.3 Perbedaan Semangat Nasionalisme Para Pemuda........................10
BAB.3 PENUTUP
            3.1 Kesimpulan....................................................................................12
            3.2 Saran..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA







ii
 
 


KATA PENGANTAR
          Puji syukur kami ucapkan kehadirat allah SWT,karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah pendidikan pancasila yang berjudul “Implementasi Perjuangan BPUPKI Di Era Reformasi” ini dengan lancar.
            Makalah ini di buat bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah pendidikan pancasila dan dari hasil ungkapan pemikiran kami yang bersumber dari internet dan buku sebagai referensi.Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pengajar mata kuliah pendidikan pancasila atas bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah ini.
            Kami berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,semoga hal ini dapat menambah wawasan.Memang makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik
            Makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya,sehingga menambah wawasan dan pengetahuan tentang pembelajaran ini.Amin.
         

                                                                   Pekanbaru,8 oktober 2014

                                                                                                Penulis


i
 
 


1
 
BAB 1
PENDAHULUAN
            1.1 Latar Belakang
Peran pancasila dalam kehidupan di Indonesia sangat di butuhkan untuk saat ini karena kehidupan di Indonesia saat ini sudah semakin memprihatinkan.Implementasi fungsi pancasila sebagai pandangan hidup,juga akan menentukan keberhasilan fungsi pancasila sebagai dasar negara.Jika setiap warga negara telah melaksanakan pancasila sebagai pandangan hidup mempunyai karakter/moral pancasila,ketika yang bersangkutan di beri amanahmenjadi penyelenggara negara tentu akan menjadi penyelenggara negarayang baik,paling tidak akan berusaha untuk menghindari tindakan-tindakan yang melanggar norma-norma hukum maupun norma moral.
1.2  Rumusan Masalah
1.Bagaimana proses pembentukan pancasila oleh BPUPKI ?
2.Apa implementasi perjuangan BPUPKI di era reformasi ?
3.Bagaimana implementasi perjuangan BPUPKI dalam kehidupan sehari-hari?
4.Apa perbedaan semangat nasionalisme pemuda masa perjuangan dengan pemuda sekarang ?




1
 
 



BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pembentukan Pancasila Oleh Badan BPUPKI
            Keberadaan pancasila sebagai dasar filsafat negara dapat ditelusuri secara historis sejak adanya sejarah awal masyarakat indonesia.Keberadaan masyarakat ini dapat dilacak melalui berbagai peninggalan sejarah yang berupa peradaban,agama,hidup ketatanegaraan,kegotongroyongan,struktur sosial dari masyarakat.
            Dalam sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dalam sidangnya tanggal 29 mei (Moh Yamin),31 mei (Prof Supomo),dan tanggal 1 juni 1945 (Ir Soekarno) telah dibahas dasar-dasar negara Republik Indonesia.Dari ke-62 ketua dan anggota BPUPKI akhirnya menetapkan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia sekaligus menjadi pandangan hidup dari bangsa Indonesia.
            Calon rumusan dasar negara Indonesia yang dirumuskan oleh Moh Yamin pada 29 mei 1945 sebagai berikut: I.Peri kebangsaan, II.Peri kemanusiaan, III.Peri ketuhanan, IV.Peri kerakyatan, V.Kesejahteraan rakyat.
            Rumusan dasar negara Indonesia oleh Prof.Dr.Supomo pada 31 mei 1945 I.Persatuan, II.Mufakat dan demokrasi, III.Keadilan, IV.Kekeluargaan, V.Muasyawarah.
            Rumusan dasar negara Indonesia oleh Ir.Soekarno pada 1 juni 1945 terdiri atas: I.Nasionalisme (kebangsaan Indonesia), II.Internasionalisme (peri kemanusiaan), III.Mufakat (demokrasi), IV.Kesejahteraan sosial, V.Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan Yang Berkebudayaan).
2
 
            Hari pertama sebelum sidang BPUPKI kedua dimulai diumumkan oleh ketua penambahan 6 anggota baru Badan Penyelidik yaitu:Abdul Fatah hasan,Asikin Natanegara,Soerjo Hamidjojo,Muhammad Noor,Besar,dan Abdul Kaffar. Selain tambahan anggota BPUPKI Ir.Soekarno sebagai ketua panitia kecil melaporkan hasil pertemuannya yang dilakukan sejak tanggal 1 juni yang telah lalu.Menurut laporan itu pada tanggal 22 juni 1945 Ir.Soekarno mengadakan pertemuan antara panitia kecil dengan anggota-anggota badan penyelidik.Yang hadir dalam pertemuan itu berjumlah 38 anggota,yaitu anggota-anggota yang bertempat tinggal di Jakarta dan anggota-anggota badan penyelidik yang merangkap menjadi anggota Tituoo Sangi In dari luar Jakarta,dan pada waktu itu Jakarta menjadi tempat rapar Tituoo Sangi In.Pertemuan antara 38 anggotaitu diadakan di gedung kantor besar Jawa Hooko Kai.Mereka membentuk panitia kecil yang terdiri dari 9 orang dan populer disebut “Panitia Sembilan”,yang anggotanya adalah sebagai berikut:
1.      Ir.Soekarno
2.      Wachid Hasyim
3.      Mr.Muh.Yamin
4.      Mr.Maramis
5.      Drs.Moh.Hatta
6.      Mr.Soebardjo
7.      Kyai Abdul Kahar Moezakir
8.      Abikoesno Tjokrosoejoso
9.      Haji Agus Salim
3
 
Panitia sembilan ini setelah mengadakan pertemuan secara masak dan sempurnatelah mencapai suatu hasil yang baik yaitu suatu modus atau persetujuan antara golongan islam dengan golongan kebangsaan.Modus atau persetujuan tersebut tertuang dalam suatu rancangan Pembukaan Hukum Dasar,rancangan Preambul Hukum Dasar yang dipermaklumkan oleh panitia kecil Badan Penyelidik dalam rapat BPUPKI kedua tanggal 10 juli 1945.Panitai kecil Badan Penyelidik menyetujui sebulat-bulatnya rancangan Preambul yang disusun oleh panita sembilan tersebut.
Terdapat hal yang sangat menarik perhatian juga yaitu pemakaian istilah “hukum dasar” yang kemudian diganti dengan istilah Undang-Undang Dasar.Hal ini merupakan keterangan Prof.Dr.Soepomo dalam rapat tanggal 15 juli 1945,bahwa istilah hukum dalam bahasa belanda “recht” itu meliputiyang tertulis dan tidak tertulis.Oleh karena itu tidak lagi digunakan istilah hukum dasar untuk rancangan yang harus disusun oleh panitia perancang yang dibentuk dalam rapat 11 juli,adapun istilah yang benar adalah Undang-Undang Dasar.
Beberapa keputusan penting yang patut di ketahui dalam rapat BPUPKI kedua adalah :Dalam rapat tanggal 10 juli 1945 antara lain  diambil keputusan tentang bentuk negara,dan pada tanggal 11 juli 1945 keputusan yang penting adalah luas wilayah negara baru.

2.2 Implementasi Perjuangan BPUPKI di Era Reformasi
            Era reformasi berupaya mengoreksi penyelewengan yang dilakukan oleh orde baru termasuk juga orde lama.Hak-hak rakyat mulai dikembangkan dalam tataran elit maupun tataran bawah.Rakyat bebas berserikat dan berkumpul dengan mendirikan partai politik ,LSM dll.Penegak hukum mulai lebih baik dari pada masa orde baru.Namun sangat di sayangkan para elit politik yang mengendalikan pemerintahan dan kebijakan kurang konsisten dalam penegak hukum.Dalam bidang sosial budaya,disuatu sisi kebebasan berbicara,bersikap,bertindak amat memacu kreatifitas masyarakat,namun disisi lain justru menimbulkan semangat primordialisme.Benturan antar suku,antar umat beragama,antar kelompok,dan antar daerah terjadi dimana-mana.Kriminalitas meningkatkan dan pengerahan masa menjadi cara untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang berpotensi tindakan kekerasan.
4
 

 
            Kondisi nyata saat ini yang dihadapi adalah munculnya ego kedaerahan yang primordialisme sempit.Munculnya indikasi tersebut sebagai salah satu gambaran sebagai suatu idiologi,dasar filsafat negara,azas,paham negara.Padahal seperti diketahui pancasila sebagai sistem yang terdiri dari lima sila (sikap/prinsip/pandangan hidup) dan merupakan suatu kebutuhan yang saling menjiwai dan dijiwai itu digali dari kepribadian bangsa indonesia yang majemuk bermacam etnis,suku bangsa,agama dan budaya yang bersumpah menjadi satu bangsa,satu tanah air dan satu bahasa persatuan,sesuai dengan Bhineka Tunggal Ika.
            Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan diantara sesama warga negara saat ini adalah yang ditandai dengan adanya konflik dibeberapa daerah,baik konflik horizontal maupun konflik vertikal,seperti halnya yang masih terjadi di Papua,Maluku berbagai konflik yang terjadi dan telah banyak menelan korban. Jiwa antar sesama warga negara dalam kehidupan masyarakat seolah-olah wawasan kebangsaanyang dilandasi oleh nilai-nilai pancasila yang lebih mengutamakan kerukunan telah hilang dari kehidupan masyarakat indonesia.
            Orde reformasi yang baru berjalan beberapa tahun telah memiliki 4 presiden,pergantian presiden sebelum waktunya karena berbagai masalah pada era Habibie,Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri,pancasila secara formal tetap dianggap sebagai dasar dan idiologi negara,tapi hanya sebatas pada retorika pernyataan politik,ditambah lagi arus demokratisasi sedemikian kerasnya,sehingga aktivis-aktivis prodemokrasi tidak tertarik merespon ajakan dari siapapun yang berusaha mengutamakan pentingnya pancasila sebagai idiologi dan dasar negara.
5
 
            Idiologi negara yang seharusnya menjadi acuan dan landasan seluruh elemen bangsa indonesia khususnya para negarawan dan para politisi serta pelaku ekonomi dalam berpartisipasi membangun negara,justru menjadi kabur dan terpinggirkan. Hasilnya NKRI mendapat tantangan yang berat.Timor-timur yang telah lama bergabung dalam NKRI melalui perjuangan dan pengorbanan lepas dengan sekejap pada masa reformasi tersebut.Daerah-daerah lain juga mengancam akan berdiri sendiri bila tuntutannya tidak di penuhi oleh pemerintah pusat.Tidak segan-segan sebagian masyarakat menerima aliran dana asing dan rela mengorbankan kepentingan bangsanya sebagai imbalan dolar.Dalam bahasa intelijen kita mengalami apa yang dikenal dengan “Subversi Asing” yakni kita saling menghancurkan negara sendiri karna campur tangan secara halus pihak asing.Di dalam pendidikan formal pancasila tidak lagi di ajarkan sebagai pelajaran wajib sehingga nilai-nilai pancasila pada masyarakat melemah.
            Di era reformasi ini,Pancasila seakan tidak memiliki kekuatan mempengaruhi dan menuntun masyarakat.Pancasila tidak lagi populer seperti masa lalu.Elit politik dan masyarakat terkesan masa bodoh dalam melakukan implementasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Pancasila memang sedang kehilangan legitimasi,rujukan dan elan vitalnya.Sebab utamanya sudah umum kita ketahui,karena rezim orde lama dan orde baru menempatkan pancasila sebagai alat kekuasaan yang otoriter.Terlepas dari kelemahan masa lalu,sebagai konsensusdasar dari pendirian bangsa ini,pancasila harus tetap sebagai idiologi kebangsaan.Pancasila harus tetap menjadi dasar dari penuntasan persoalan kebangsaan yang kompleksseperti globalisasi yang selalu mendikte,krisis ekonomi yang belum terlihat penyelesaiannya,dinamika politik lokal yang berpotensi disintegrasi, dan segregasi sosial dan konflik komunalisme yang masih rawan.Kelihatannya,yang diperlukan dalam konteks era reformasi adalah pendekatan-pendekatan yang lebih konseptual,komprehensif,konsisten,integratif,sederhana dan releven dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat,bangsa dan negara.
 Nilai-Nilai Juang dan Kebersamaan Para Tokoh BPUPKI 
Proses perumusan Pancasila yang dilakukan para tokoh menjadi pelajaran berharga. Semua itu dilakukan dengan penuh nilai perjuangan dan diliputi dalam semangat kebersamaan.Berikut beberapa nilai juang dan semangat kebersamaan dari para tokoh perumus Pancasila.
1.      Berbeda - Beda tetapi Satu Cita – Cita
6
 
Anggota BPUPKI dibentuk dari berbagai daerah yang berbeda - beda. Ada yang berasal dari Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku.Bahkan ada pula anggota yang berasal dari keturunan Tionghoa, Arab, dan India.Perbedaan - perbedaan inilah yang menyebabkan adanya pendapat yang beragam. Akan tetapi, perbedaan yang ada tidak menghalangi mereka bekerja sama. Mereka mengabaikan perbedaan - perbedaan itu demi tercapainya tujuan. Sebab, semua anggota BPUPKI memiliki tujuan dan cita - cita yang sama. Apakah itu?Tujuan dan cita - cita itu adalah kemerdekaan Indonesia.Oleh karena itu, semua tenaga dan pikiran dicurahkan untuk meraih cita - cita mulia tersebut. Pada akhirnya, semua anggota BPUPKI yang berbeda - beda dapat bersatu mewujudkan Indonesia merdeka.
2.      Bersatu dalam Perbedaan
Indonesia tersusun atas banyak perbedaan.Perbedaan itulah yang membuat Indonesia menjadi berwarnawarni dan indah.
Pada pita yang di cengkram burung Garuda  tertulis “Bhinneka Tunggal Ika”. Artinya, meskipun berbeda-beda, kita adalah satu. Perbedaan - perbedaan yang ada bukan menjadi penghalang untuk bekerja sama, tolong - menolong, dan hidup rukun. Perbedaan - perbedaan itulah yang menjadikan kita perlu saling mengenal, menghormati, menolong, dan bekerja sama.
Para pahlawan telah memberi contoh bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk bersatu.Semangat persatuan dan perjuangan itu harus ditiru dan teladani.Perbedaan - perbedaan yang ada bukanlah penghalang untuk bersatu.Kini setelah merdeka dari penjajah, bukan berarti ktidak lagi memerlukan persatuan dan kesatuan.Para pejuang dulu bersatu dan melupakan perbedaan untuk Indonesia merdeka.Kini, juga harus tetap bersatu dan mengesampingkan perbedaan demi kepentingan bangsa dan negara.
3.      Nilai Kebersamaan dalam Perumusan Pancasila
7
 
Pancasila tidak hanya dirumuskan oleh satu orang.Para tokoh, seperti Bung Karno, Moh.Yamin, dan Soepomo, berusaha keras menyumbangkan buah pikiran mereka.Mereka bahu - membahu untuk merumuskan sebuah dasar negara yang kuat.Meski berbeda prinsip dan pendapat, mereka tidak menunjukkan sikap saling memusuhi.Bahkan, mereka saling memberikan masukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik.Semua itu dilakukan atas kesadaran untuk kepentingan bersama.Kepentingan tersebut yaitu demi tegaknya kedaulatan negara dan kokohnya dasar negara Indonesia.Selain itu, dalam perumusan Pancasila juga melibatkan banyak pihak.
 Implementasi Perjuangan Tokoh BPUPKI dalam Kehidupan Sehari-hari

1.      Bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah
Musyawarah sangat diperlukan untuk mencapai tujuan bersama. Musyawarah adalah cara yang ditempuh anggota BPUPKI ketika merumuskan Pancasila. Dengan banyaknya perbedaan, pengambilan keputusan memang sulit dilakukan. Namun, para perumus Pancasila membuktikan bahwa mereka dapat bekerja sama. Padahal, mereka memiliki banyak perbedaan. Dengan kerja sama, sebuah keputusan bersama berupa Pancasila pun berhasil disepakati. Kerja sama tersebut terwujud dalam musyawarah.
2.      Menghargai Perbedaan
Kesediaan menghargai perbedaan merupakan salah satu kunci keberhasilan musyawarah. Tanpa adanya kesediaan ini, keputusan dalam musyawarah tidak akan tercapai. Menghargai perbedaan terletak pada kesediaan untuk menerima pendapat yang berbeda demi kepentingan yang lebih besar.Dalam perumusan Pancasila, hal ini terbukti penghapusan kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk - pemeluknya”.Namun dengan adanya kesediaan menghargai perbedaan, perdebatan tersebut tidak menjadi permusuhan.Dengan kesediaan menghargai perbedaan lahirlah keputusan untuk mengganti rangkaian kata tersebut. Akhirnya, para perumus memutuskan untuk mengubah kata - kata tersebut menjadi "Ketuhan Yang Maha Esa"
3.      Toleransi
Toleransi masih berkaitan dengan menghargai perbedaan.Latar belakang yang berbeda dari para perumus dasar negara disatukan dalam wadah BPUPKI.Tentu saja perbedaan ini terbawa ke dalam sidang.Latar belakang yang berbeda pendapat yang muncul pun beragam.Perbedaan tersebut bahkan kadang saling bertentangan.Agar dapat melahirkan sebuah dasar negara yang kokoh, perbedaan ini tidak boleh menjadi penghambat.Disinilah arti penting toleransi. Tanpa adanya toleransi, keputusan bersama tidak akan terwujud.
4.      Mengamalkan Nilai - Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
8
 
Pancasila merupakan pencerminan jiwa kebangsaan Indonesia.Nilai - nilai yang terkandung di dalamnya sangatlah luhur.Pancasila dirancang sedemikian
rupa sesuai kepribadian bangsa Indonesia.Segenap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara terangkum di dalamnya.Kita harus dapat meresapi nilai - nilai Pancasila secara utuh.
Nilai - nilai yang melatarbelakangi terwujudnya Pancasila pun sangat mulia. Para tokoh telah mencurahkan seluruh tenaga dan pikiran demi terwujudnya Pancasila. Semua itu tidak akan pernah dapat kita balas dan di nilai dengan uang. Kita harus menghargai dan meneruskan cita - cita mereka.
Pancasila bukanlah hal yang remeh dan sepele.Pancasila adalah dasar negara, landasan kehidupan berbangsa dan bernegara.Pancasila tidak cukup dihafalkan dan dibaca setiap upacara bendera.Kalian harus menghayati nilai - nilai Pancasila.Selanjutnya kalian harus menunjukkannya dalam tindakan nyata.
Pancasila tidak akan memiliki makna tanpa pengamalan. Pancasila bukan sekedar simbol persatuan dan kebanggaan bangsa.Tetapi, Pancasila adalah acuan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, nilai - nilai Pancasila wajib diamalkan  dalam kehidupan sehari - hari.Tingkah laku sehari - hari harus mencerminkan nilai - nilai luhur Pancasila.Untuk mengamalkan Pancasila tidak harus menjadi aparat negara.Juga tidak harus menjadi tentara dan mengangkat senjata.Mengamalkan nilai - nilai Pancasila dapat di lakukan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.Dapat memulai dari hal - hal kecil dalam keluarga.Misalnya melakukan musyawarah keluarga.Setiap keluarga pasti mempunyai masalah. Nah, masalah dalam keluarga akan terselesaikan dengan baik melalui musyawarah.






9
 
 


2.3 Perbedaan Semangat Nasionalisme Pemuda Masa Perjuangan dengan Pemuda  Indonesia Sekarang
Pemuda Masa Perjuangan
Pemuda Masa Sekarang
Pemuda masa dahulu mempunyai jiwa gotong royong yang kuat untuk tetap memperjuangkan haknya sebagai bangsa indonesia.
Pemuda masa sekarang Cuma bisa teriakkan kemerdekaan saja
Semangat juang pemuda dahulu sangat kuat untuk mempertahankan bangsa indonesia.
Tapi kalau pemuda sekarang semangat belajarnya saja sudah berkurang.
Sikap nasionalisme dan patriotisme sangat tinggi.
Sikap nasionalisme dan patriotismenya rendah.
Sikap individualis rendah.
Individualis lebih tinggi.
Di setiap ada kegiatan masyarakat seperti kerja bakti,acara keagamaan,acara adat istiadat,para pemuda pasti berperan aktif dalam kegiatan tersebut
Tetapi sekarang para pemuda seolah-olah tidak peduli lagi dengan acara semacam itu.Banyak pemuda masa kini lebih senang menghabiskan waktu dengan hura-hura,dan kegiatan lain yang hanya bertujuan untuk mencari kepuasan batin sendiri saja.Karena pengaruh globalisasi di bidang teknologi.

10
 
            Pemuda-pemuda bangsa pada saat juga membuktikan bahwa perbedaan tidak menjadi batu sanding bagi bangsa indonesia.Perbedaan tersebut yang menjadi faktor pemersatu bangsa dengan begitu, pemersatu indonesia dapat di ungkapkan dalam kaliamat “Persatuan Dalam Keragaman”, dengan aliran sumpah pemuda,rasa nasionalisme dalam perjuangan bangsa indonesia telah tumbuh.Indonesia berharap pemuda-pemudi masa kini mempunyai rasa nasionalisme dan patriotisme yang sama dengan rasa yang di punyai oleh pemuda-pemudi di zaman dahulu.Jelas perjuangan yang dilakukan pemuda di masa kini berbeda dengan perjuangan pemuda zaman dahulu.Jika dimasa lampau para pemuda memperjuangkan indonesia merdeka,pemuda masa kini harus dapat mempertahankan kemerdekaan yang telah dicapai serta mengharumkan nama indonesia.
            Sebagai pemuda,maka harus aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat.Kehadiran pemuda sangat ditunggu-tunggu dan di nantikan dalam masyarakat untuk membangun bangsa. Lantas apayang seharusnya dilakukan oleh para pemuda masa kini ? pada dasarnya,pemuda memiliki semangat untuk berubah dan memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan. Sebagai pemuda kita seharusnya belajar mengenali karakter dan potensi yang ada pada diri sendiri  lalu dikembangkan dan juga turut mengambilbagian dari pembangunan negara sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing.
            Tetapi sekarang pun sudah banyak pemuda yang mulai mengharumkan nama bangsa dengan prestasi-prestasinya diberbagai negara, dan juga sudah banyak lahirnya organisasi yang bersifat positif.








11
 
                                                                                                                                   
BAB.3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Pancasila dibentuk sebagai dasar dan idiologi negara dan sekaligus dimaknai sebagai sumber-sumber nilai, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum dan sumber-sumber lain.
            Pendidikan merupakan satu aspek penting yang membangun bangsa.Hampir semua bangsa menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama dalam program pembangunan nasional.Sumber daya manusia yang bermutu merupakan produk pendidikan dan merupakan kunci keberhasilan suatu negara. Oleh sebab itu pendidikan sangat diharuskan memberi peranan yang sangat penting baik itu diri sendiri,orang lain,masyarakat atau negara.
            Pancasila sebagai pedoman pelaksanaan pembaharuan sistem pendidikan memiliki peranan yang sangat penting yaitu diharapkan mampu mendukung upaya mewujudkan kualitas masyarakat indonesia yang maju dan mampu menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
3.2 Saran
12
 
             Mengingat begitu pentingnya artinya pancasila bagi individu, masyarakat, dan seluruh warga negara indonesia dan juga dalam pengelolaan pemerintahan, serta memperhatikan dan menyikapi permasalahan sekarang ini yang bertentangan dengan nilai pancasila,begitu juga dengan sikap pemuda masa sekarang ini yang banyak menganggap pancasila itu tidak penting dan implementasi pancasila dalam bidang pendidikan , serta tantangan globalisasi dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni maka diperlukan upaya untuk mengembalikan pancasila sebagai dasar, idiologi, dan sumber nilai-nilai bagi bangsa indonesia.Selain itu juga diperlukan untuk memasukkan kembali pendidikan pancasila sebagai bahan pembelajaran pada sistem pendidikan nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.Kaelan.MS,2008,Pendidikan Pancasila,Yogyakarta,Paradigma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar