BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tumbuhan paku adalah merupakan salah satu
kelompok tumbuhan yang tertua yang masih dapat di jumpai di daratan
diduga tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus tertua yang menghuni daratan
bumi. Tumbuhan berkormus adalah tumbuhan yang memiliki akar, batang, dan daun
yang sebenarnya. Artinya, batang akar dan daunnya sudah memiliki pembuluh
angkut xilem dan floem.
Paku sejati dikenal sebagai tumbuhan paku yang
sebenarnya dan dapat dilihat di sekitar kita, yang umumnya disebut pakis. Paku
sejati memiliki banyak tulang daun dan mempunyai makrofil (daun besar), serta
mesofil (daging daun). Memiliki daun ukuran lebih besar. Sporangium
tersusun dalam bentuk sorus di permukaan daun. Letak sorus di permukaan daun
(atas, bawah), di ujung/di tepi. Paku sejati ada yang tumbuh di darat, air,
atau rawa-rawa. Kelompok yang hidup di darat meliputi jenis paku dari yang
terkecil sampai yang terbesar (berupa pohon), misalnya suplir, paku sarang
burung dan paku tiang. Kelompok yang hidup di air misalnya paku air, paku
sampan, dan semanggi.
Salah satu jenis paku adalah paku sayur. Paku ini
dapat dikonsumsi dan mempunyai banyak manfaat bagi manusia. Tumbuhan paku ini
tidak dibudidayakan tetapi diambil langsung di habitat aslinya. Habitat paku
ini di daerah yang lembab atau di bawah pohon besar yang teduh atau lembab.
1.2
Rumusan
Masalah
·
Apa
yang dimaksud paku sayur?
·
Bagaimana
anatomi, fisiologi, dan morfologi paku sayur?
·
Dimana
habitat dan bagaimana cara perkembangbiakkan paku sayur?
·
Apa
manfaat paku sayur bagi manusia?
1.3
Tujuan
Penulisan
·
Untuk
mengetahui Klasifikasi tumbuhan paku sayur beserta dengan habitatnya
·
Untuk
mengetahui anatomi, fisiologi, dan morfologi tumbuhan paku sayur
·
Untuk
Mengetahui manfaat paku sayur bagi manusia
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku atau Pterydophyta tergolong tumbuhan
Cormophyta karena sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan paku
memiliki cara hidup yang bemacam-macam, ada yang saprofit, epifit, hidup di
tanah, atau di air. Tumbuhan ini juga mengalami metagenesis seperti lumut
tetapi bebeda pada fase yang dominant. Pada tumbuhan paku fase yang lebih
dominan adalah pada fase sporofit dibandingkan dengan gametofit sehingga
tumbuhan paku yang kita lihat sehari-hari merupakan fase sporofit.
Pada umumnya, tumbuhan paku banyak hidup pada
tempat lembap sehingga disebut sebagai tanaman higrofit. Pada hutan-hutan
tropik dan subtropik, tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang hidup di permukaan
tanah, tersebar mulai dari tepi pantai sampai ke lereng-lereng gunung, bahkan
ada yang hidup di sekitar kawah gunung berapi.
2.2 Karakteristik Tumbuhan Paku
Secara umum, ciri-ciri tumbuhan paku mempunyai:
1.
Lapisan
pelindung sel yang terdapat di sekeliling organ reproduksi,
2.
Embrio
multiseluler yang terdapat di dalam arkegonium,
3.
Lapisan kutikula pada bagian luar tubuh,
4.
Sistem
transportasi internal yang berfungsi sebagai pengangkut air dan zat-zat mineral
dari dalam tanah,
5.
Struktur
tubuh terdiri atas bagian-bagian akar, batang dan daun,
6.
Akarnya
berupa rizoid yang bersifat seperti akar serabut dengan ujung dilindungi
kaliptra,
7.
Batangnya
pada umumnya tidak tampak (kecuali tumbuhan paku tiang) karena terdapat di
dalam tanah berupa rimpang, menjalar, atau sedikit tegak,
8.
Daunnya
yang muda umumnya melingkar atau menggulung,
Berdasarkan bentuk, ukuran dan susunan daunnya, tumbuhan paku dapat
dibedakan menjadi:
1.
Daun
mikrofil (daun kecil), berbentuk seperti rambut atau sisik, tidak bertangkai
dan bertulang daun serta belum memperlihatkan diferensiasi sel.
2.
Daun
makrofil (daun besar), ukurannya besar, bertangkai, bertulang daun, dan
bercabang-cabang serta sel-selnya sudah terdiferensiasi dengan baik.
Berdasarkan fungsinya, daun tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi:
1.
Daun
tropofil, daun yang khusus sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis,
2.
Daun
sporofil, daun yang berfungsi sebagai penghasil spora.
Spora
dibentuk di dalam sporangium (kotak spora) yang terkumpul di dalam suatu badan
yang disebut sorus yang terletak di bawah permukaan daun sporofil, berupa
bintik-bintik kuning, cokelat, atau cokelat kehitaman. Sewaktu masih muda,
sorus dilindungi oleh selaput tipis yang disebut indisium.
2.3 Reproduksi Tumbuhan Paku
Reproduksi tumbuhan paku berlangsung
secara metagenesis. Reproduksi vegetatif dengan spora haploid (n) yang
dihasilkan oleh tumbuhan paku. Jadi, tumbuhan paku merupakan tumbuhan dalam
fase sporofit (penghasil spora). Reproduksi generatif terjadi melalui peleburan
antara spermatozoid dan ovum yang dihasilkan oleh protalium. Jadi, protalium
yang berbentuk talus merupakan fase gametofit (penghasil gamet).
Berdasarkan
jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakn atas 3 golongan, yaitu:
a.
Paku
homospora (isospora), yaitu menghasilkan satu jenis spora dengan bentuk dan
ukuran yang sama. Paku homospora disebut juga berumah satu karena sporanya akan tumbuh menjadi
protalium pembentuk anteridium maupun arkegonium Contoh: Lycopodium sternum
(paku kawat).
b.
Paku
heterospora (anisospora), yaitu tumbuhan paku yang menghasilkan dua jenis spora
yang berlainan yaitu mikrospora (berkelamin jantan yang berukuran kecil) dan
makrospora (spora berkelamin betina yang berukuran besar). Contohnya adalah
Marsilea crenata (semanggi) dan Selaginella (paku rane)
c.
Paku
peralihan, yaitu jenis tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan
ukuran sama, tetapi berbeda jenis kelaminnya. Satu berjenis kelamin jantan dan
yang lain berjenis kelamin betina. Contohnya adalah Equisetum debile (paku ekor
kuda).
2.4
Klasifikasi
Tumbuhan Paku
Dalam sistem klasifikasi 5 kingdom, tumbuhan
paku temasuk dalam kingdom Plantae (tumbuhan) dan memiliki beberapa kelas yaitu
Psilophytinae, Equisetinae, Lycopodiinae, dan Filicinae.
a.
Psilophytinae
Merupakan paku purba. Disebut juga paku
telanjang karena tidak berdaun atau daunnya kecil (mikrofil), ada pula yang
tidak berakar sejati. Kebanyakan sudah punah dan dapat ditemukan dalam bentuk
fosil. Satu jenis yang masih ditemukan sampai sekarang adalah Psilotum nudum.
b. Equisetinae
Berupa rerumputan dengan batang
beruas, sporangium terdapat dalam strobilus berbentuk gada. Daun kecil,
tunggal, dan tersusun melingkar. Contohnya Equisetum dan Calamites. Equisetum
(paku ekor kuda) tumbuh di dataran tinggi. Batangnya seperti rebung asparagus
atau mirip daun cemara. Batangnya berongga, berbuku-buku, dan tumbuh tegak.
Daun terdapat pada setiap buku, melingkar, berbentuk sisik, dan kecil (berupa
mikrofil).
c. Lycopodiinae
Berupa rerumputan, pangkal batang tidak
memiliki pendukung akar, sporofil berbentuk ginjal dengan ujung yang meruncing panjang
dan tepi bergerigi. Daunnya kecil (mikrofil) dan tersusun spiral. Batangnya
seperti kawat. Contohnya Lycopodium, Selaginella, dan Isoetes.
Selaginella banyak ditanam di pot atau taman.
d. Filicinae
Merupakan tumbuhan paku yang sering dilihat di
sekitar kita, yang umum disebut pakis. Berdaun besar (makrofil), daun muda
menggulung, memilki tulang daun, sudah memiliki mesofil (daging daun), dan
sporangium terdapat pada sporofil (daun penghasil spora). Contohnya paku tiang
(Alsophila
glauca) yang tumbuh di daerah pegunungan, berbentuk
seperti pohon palem, batangnya berwarna hitam. Contoh lain adalah suplir (Adiantum
cuneatum) untuk tanaman hias dan semanggi (Marsilea
crenata) yang hidup di tanah berair.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Pengertian Paku Sayur
Paku sayur (Diplazium esculentum) merupakan sejenis
paku/pakis yang biasa dimakan ental mudanya sebagai sayuran oleh penduduk Asia
Tenggara dan Kepulauan di Samudera Pasifik. Paku ini termasuk kedalam golongan paku
homospora. Paku sayur (pakis) adalah salah satu dari 20,000 jenis spesies tumbuhan yang di klasifikasikan ke dalam divisi pteridophyta
dan juga lebih dikenal sebagai filidophyta. Pteridophyta merupakan tumbuhan
kormofita karena sudah berupa akar,batang dan daun yang sesunguhnya.
3.2
Klasifikasi Paku Sayur
Kerajaan : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Athyriales
Famili : Athyriaceae
Genus : Diplazium
Spesies : Diplazium esculentum
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Athyriales
Famili : Athyriaceae
Genus : Diplazium
Spesies : Diplazium esculentum
3.3 Habitat Paku Sayur
Paku ini
biasanya tumbuh di tepi sungai atau di tebing-tebing yang lembab dan teduh, di
pinggir sungai terlindung pada tanah yang kaya bahan organik. Dapat tumbuh dari
ketinggian 350 m -1600 m dpl lebih. Paku ini juga banyak di temukan di
pegunungan dan tempat-tempat dataran tinggi lainnya. Tumbuhan paku ini berasal
dari Amerika dan sangat terkenal karena paku ini di gunakan untuk
makanan.Tumbuhan paku ini kebanyakan berbentuk semak,akan tetapi ketika
membesar akan menyerupai pohon.
3.4 Morfologi Paku Sayur
Deskripsi Diplazium
esculentum Swartz
Rimpang: pendek merayap 5 mm.
Majemuk, menyirip, lanset, tepi bergerigi,
ujun runcing, pangkal tumpul, panjang 5-6 cm, lebar 1-2 cm, tangkai silindris,
berambut, pertulangan menyirip, hijau. Ental yang muda ditutupi oleh sisik
berwarna coklat muda. Tersusun atas 15 pasang anak-anak daun panjangnya 40 cm
dan lebarnya 8 cm. Tekstur daun agak kaku dengan tepi bergigi berwarna hijau
gelap.
Stipe: cokelat kemerahan pada pangkal, ke atas
hijau, sangat beralur, beberapa sisik dekat pangkalan, bersatu untuk bentuk-v
di atas.
Pinnae: 20 sampai 40 pasangan, costae beralur
terus menerus dari malai ke costae.
Sori: linier sedikit melengkung, lurus dari
tengah midvein atau hampir ke margin dalam pola herringbone, indusiumnya
linier, gigih, tembus, sinus, sedang sporangia hitam,biasanya jatuh akhir musim
panas(Broun, 2011).
Tangkai
berwarna hijau agak halus dan berdaging dengan ental diujung, dengan panjang
20-50 cm. Pada daun 2 – 3 pinnate, 5-3 menyirip, dan panjangnya 50-80 cm. Yang
pinnules berbentuk pisau pembedah dengan panjang 2-5 cm dan agak kasar
bergerigi. Pada sori yang dangkal, diatur di pasang di sisi pembuluh darah atau
veinlets. Tumbuhan ini banyak dijumpai di lembah-lembah di pinggir sungai
terlindung pada tanah yang kaya bahan organik.
Gambar 1.4 Sorus
Paku sayur memiliki akar yang gemuk, liat akar yang sering berkumpul dapat dijual. Tangkai berwarna hijau dan agak halus, dengan panjang 20-50 cm. Pada daun 2 – 3 pinnate, 5-3 menyirip, dan panjangnya 50-80 cm. Yang pinnules berbentuk pisau pembedah dengan panjang 2-5 cm dan agak kasar bergerigi. Para sori yang dangkal, diatur di pasang di sisi pembuluh darah atau veinlets.
Paku sayur memiliki akar yang gemuk, liat akar yang sering berkumpul dapat dijual. Tangkai berwarna hijau dan agak halus, dengan panjang 20-50 cm. Pada daun 2 – 3 pinnate, 5-3 menyirip, dan panjangnya 50-80 cm. Yang pinnules berbentuk pisau pembedah dengan panjang 2-5 cm dan agak kasar bergerigi. Para sori yang dangkal, diatur di pasang di sisi pembuluh darah atau veinlets.
Rhizoma
merambat ke errect, bersisik: rimpang-sisik bergigi, malai berlekuk dengan
lekukan khas dan membuka. Daun pakis sederhana untuk pinnately gabungan
menyirip urat, atau melapisi dengan gambaran yang mirip untuk membentuk areoles
persegi empat agak penuh pada setiap samping veinlets (seperti venasi
goniopteroid) biasanya berbulu atau bersisik pada sumbu. Sori memanjang di
sepanjang vena indusia bulan sabit, sering berdekatan dengan bukaan sebelahnya
dan sebaliknya, batangnya tegak (tagawa , 1979).
3.5 Fisiologi Paku Sayur
·
Mengalami
GERAK HIGROSKOPIS
yaitu gerak yang ditimbulkan oleh
pengaruh perubahan kadar air. Misalnya
: membukanya anulus pada sporangium (kotak spora) pada tumbuhan paku sayur.
·
Mengalami
METAGENESIS yaitu pergiliran keturunan atau pergantian siklus.
·
Memiliki
klorofil sehingga dapat membuat makanannya sendiri atau disebut dengan
autotrof.
·
Dapat
melakukan fotosintesis pada daun tropofilnya.
·
Paku ini biasanya tumbuh di tepi sungai atau di
tebing-tebing yang lembab dan teduh, di pinggir sungai terlindung pada tanah
yang kaya bahan organik.
·
Sudah mempunyai akar, batang, dan daun.
- Fase
sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan
daripada fase gametofitnya.
3.6 Anatomi
Paku Sayur
Baik
pada akar, batang, dan daun, secara anatomi tumbuhan paku sudah memiliki berkas
pembuluh angkut, yaitu xilem yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral
dari akar menuju daun untuk proses fotosintesis, dan floem yang berfungsi
mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
3.7 Reproduksi Paku Sayur
Paku sayur termasuk ke dalam
golongan paku homospora yaitu menghasilkan satu jenis spora dengan bentuk dan
ukuran yang sama. Paku homospora disebut juga berumah satu karena sporanya akan tumbuh menjadi
protalium pembentuk anteridium maupun arkegonium.
Sama dengan tumbuhan paku lainnya, tumbuhan
paku sayur pada perkembangbiakannya menunjukkan pergiliran keturunan, yaitu
fase sporofit dan fase gametofit. Gametofit tumbuhan paku memiliki beberapa
perbedaan dengan gametofit lumut, yaitu gametofit pada tumbuhan paku sayur
dinamakan dengan protalium tetapi sama-sama bersifat haploid.
Protalium ini hanya berumur beberapa minggu
saja. Bentuk dari protalium ini seperti jantung, warnanya hijau, dan melekat
pada substratnya. Protalium ini terdapat pada anteridium yang terdapat pada
bagian paling sempit dan arkegonium yang terdapat pada lekukan bagian yang
lebar. Jadi, keduanya berada pada sisi bawah protalium di antara rizoidnya.
Sporofit pada tumbuhan paku sayur sangat
berbeda dengan sporofit pada lumut, yaitu jika terjadi pembuahan, maka
protalium akan segera binasa, tetapi jika tidak terjadi pembuahan, maka
protalium dapat bertahan hidup sampai lama. Sporofit inilah yang akan tumbuh
menjadi tumbuhan paku sayur. Agar lebih jelas mengetahui daur hidup tumbuhan paku
sayur.
Keterangan:
1.
Spora haploid
2.
Gametofit muda
3.
Gametofit dewasa atau protalium
4.
Anteridium (organ seks jantan)
5.
Arkegonium(organ seks betina)
6.
Anteridium tunggal yang melepaskan sel sperma
(6a)
7.
Arkegonium tunggal dan sel telur (7a)
8.
Fertilisasi oleh sperma
9.
Zigot
10. Embrio
sporofit yang masih berada pada arkegonium
11. Sporofit
muda
12. Sporofit
muda
13. Sporofit
dewasa
14. Kumpulan
dari sporangia yang berada di belakang daun sporofit
15. Sporangium,
spora berkecambah (15a)
Berdasarkan gambar, urutan daur hidup tumbuhan paku
sayur seperti berikut ini: mula-mula dari spora tumbuh protalium berbentuk
benang dan mempunyai rizoid, kemudian terbentuk beberapa sel, fase ini
berlangsung hanya pendek/sebentar. Selanjutnya, terjadi pembelahan sel-sel yang
terus menerus dan akan menghasilkan suatu protalium yang melekat pada
substratnya.
Pada protalium ini terdapat anteridium dan
arkegonium, biasanya terdapat pada sisi yang tidak menghadap sinar matahari,
yaitu pada sisi bawah. Arkegonium baru terbentuk setelah protalium mendapatkan
kesempatan yang cukup lama berasimilasi, jadi sudah cukup mengumpulkan
persediaan makanan, sedangkan anteridium sudah dibentuk terlebih dahulu. Bagaimana
jika keadaan makanan sangat buruk, apakah arkegonium akan terbentuk?
Anteridium yang dibentuk pada mulanya berupa
tonjolan berbentuk papil, kemudian terbagi oleh suatu dinding pemisah berbentuk
corong. Jika anteridium sudah masak, sel-sel yang melingkar dan terisi lendir
akan mengembang kemudian akan terlepas. Demikian pula spermatid berbentuk bulat
yang terdapat dalam anteridium akan menggembung dan terlepas, dan tiap
spermatid mengeluarkan satu spermatozoid dengan banyak bulu cambuk. Apabila
arkegonium sudah masak yang ditandai dengan membuka pada ujungnya, maka
spermatozoid bergerak masuk ke dalam arkegonium menuju ke sel telur sehingga
terbentuklah embrio.
3.8
Manfaat Paku Sayur
·
Perasan daun
digunakan sebagai tonik untuk ibu-ibu setelah melahirkan dan sebagai
ekspektoran untuk mengobati batuk
·
Ekstrak daun
tua digunakan sebagai lulur untuk mengobati demam dan untuk mengurangi bau
keringat
·
Rimpang
ditumbuk dan direndam dalam air untuk kemudian diminum sebagai obat disentri
·
Sumber asam lemak omega 3
Asam lemak omega 3 itu sendiri berfungsi untuk meningkatkan
memori, meningkatkan kadar kolestrol baik dan juga membantu dengan penurunan
berat badan dan tumbuhan paku sayur memiliki kandungan nutrisi tersebut.
·
Makanan antioksidan
Tumbuhan Paku sayur telah terbukti memiliki sebanyak dua
kali lebih besar mengandung anti-oksidan dibanding buah blueberry. Jenis anti – oksidan yang terkandung dalam tumbuhan paku sayur memiliki kapasitas untuk meningkatkan jumlah
glutathione (anti - oksidan kuat) dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh secara alami.
·
Anti- inflamasi
Campuran
efektif anti-oksidan dikombinasikan dengan asam lemak omega 3 pada tumbuhan paku
sayur akan membantu tumbuh mencegah peradangan . Kedua keunggulan ini juga
bermanfaat untuk menghindari mekanisme pertahanan tubuh kita, menyerang sel-sel
kita sendiri,seperti seseorang dengan penyakit autoimun.
·
Serat (fiber)
Setengah cangkir sayur paku sayur mengandung 7g serat makanan. Serat dalam tumbuhan paku
sayur sangat ideal memperlancar BAB dan mampu mengatasi sembelit.
·
Mencegah penyakit kardiovaskular
Tumbuhan paku sayur mencakup lebih dari 30 % dari
kebutuhan sehari-hari niacin . Niacin meningkatkan kolesterol HDL serta membantu
dalam mengurangi kolestero lLDL untuk menghindari sumbatan arteri serta memperlancar sirkulasi darah.
·
Kaya Vitamin A
Vitamin
A penting untuk kesehatan mata,ginjal,kandung kemih. Vitamin A juga membantu
menerangi infeksi bakteri tubuh manusia.Karena tumbuhan paku sayur ini
berlimpah dengan vitamin A,anda mungkin dapat memanfaatkan semua keuntungan
dari vitamin A dengan mengkonsumsinya.
·
Sumber Macronutrients
Manfaat
tumbuhan paku sayur juga mengandung nutrisi protein serta karbohidrat 100g
pakis mentah didalamnya terdapat 5,54g karbohidrat serta 4,55 protein.
Sehari-hari orang dewasa harus memiliki kebutuhan minimal 40% dari karbohidrat
serta 46g protein. Oleh karena itu, dengan mengkonsumsi 100g pakis akan
menyediakan 10% dari kebutuhan protein sehari-hari.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tumbuhan paku
sayur (Diplazium esculentum) merupakan tumbuhan berkormus dan
berpembuluh yang paling sederhana. Hidup di tempat yang lembap. Akar serabut
berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk
epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan floem).
Batang tumbuhan
paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, sangat pendek.
Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukuran
dan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil.
Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku sayur dibedakan menjadi tropofil dan
sporofil.
Tumbuhan paku
sayur bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan
gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang
mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel
kelamin jantan (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina
(arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku sayur juga mengalami pergiliran
keturunan (metagenesis). Paku sayur termasuk golongan paku homospora.
Tumbuhan paku sayur juga memiliki banyak sekali
manfaat bagi kehidupan manusia. Contonhya digunakan sebagai sayuran,
obat-obatan, dan sebagainya.
4.2 Saran
Paku
sayur banyak manfaatnya bagi manusia, selain untuk konsumsi, paku sayur dapat
juga digunakan sebagai bahan obat-obatan. Oleh karena itu pelestarian habita
paku sayur harus di perhatikan. Kita sebagai manusia yang banyak mendapatkan
manfaat dari paku sayur, sudah sewajarnya harus menjaga dan melestarikan
populasi paku sayur.
Kontol memek
BalasHapusmulut dijaga
HapusTop 10 Casinos Near Harrah's Philadelphia Casino & Racetrack
BalasHapus1 부천 출장마사지 Harrah's Philadelphia Casino & Racetrack It 거제 출장안마 is not a casino in Harrah's 계룡 출장안마 Philadelphia, but it 광명 출장마사지 is a casino and racetrack in 울산광역 출장샵 the area. Harrah's Philadelphia