TUGAS
KEBAHASAAN
JENIS-JENIS
KALIMAT TUNGGAL DAN KALIMAT MAJEMUK
OLEH
:
1.NUR PITRI RAHMA
2.PESTARIA SAMOSIR
3.RISKY SYAHPUTRI
4.URAI SRI RAMDANIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASA
JURUSAN
ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
RIAU
T.A
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kalimat merupakan primadona dalam kajian bahasa. Hal ini disebabkan
karena dengan perantaraan kalimatlah
seorang guru atau dosen dapat menyampaikan maksud secara lengkap dan jelas. Satuan
bentuk bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada kalimat adalah kata (mis.tidak ) dan frasa atau kelompok kata (mis. tidak tahu). Kata dan frasa tidak dapat
mengungkapkan suatu maksud secara lengkap dan jelas, kecuali jika kata dan
frasa itu sedang berperan dalam kalimat minor atau merupakan jawaban sebuah
pernyataan. Untuk dapat berkalimat dengan baik perlu kita pahami terlebih
dahulu sturuktur dasar suatu kalimat.
Kalimat ialah satuan gramatik yang di
batasi oleh ada nya jeda panjang yang di sertai nada akhir turun atau naik.
Kalimat ditentukan berdasarkan arti sebagai susunan kata-kata yang menyatakan
sesuatu maksud,perasaan,atau buah pikiran. Fungsi-fungsi unsur kalimat juga
ditentukan berdasarkan arti. Subjek dijelaskan sebagai hal atau sesuatu yang
menjadi pokok pembicaraan dan predikat dijelaskan sebagai unsur kalimat yang
membicarakan subjek. Objek dijelaskan sebagai unsur kalimat yang menderita
akibat tindakan yang tersebut pada predikat, dan keterangan pada predikat. Hal
ini berkaitan dengan pembahasan tentang kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
Kalimat
juga merupakan satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri
sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa
terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun
tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan
keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam
wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat
informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!)
untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam
resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah
predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah
kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan
kalimat.
1.2 Rumusan
Masalah
·
Apa yang
dimaksud dengan kalimat ?
·
Apa saja unsur
yang menyusun kalimat ?
·
Apa yang
dimaksud dengan kalimat tunggal dan kalimat majemuk ?
·
Apa saja contoh
kalimat tunggal dan kalimat majemuk ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini
adalah untuk menambah wawasan tentang kalimat yang baik dan benar menurut
kaidah Bahasa Indonesia dan di harapkan dapat bermanfaat bagi pembacanya.
BAB II
PEMBAHASAN
Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi
beberapa jenis menurut (a) jumlah klausa pembentuknya,(b) fungsi isinya,(c)
kelengkapan unsurnya, (d) susunan subjek dan predikatnya,dan (e) sifat hubungan
aktor-aksi. Pada pembahasan kali ini kami akan membahas jenis kalimat menurut
jumlah klausa.
2.1 Jenis Kalimat menurut Jumlah Klausanya
Menurut jumlah klausa pembentuknya,kalimat
dapat dibentuk atas dua macam,yaitu (1) kalimat tunggal dan (2) kalimat
majemuk.
2.1.1
Kalimat Tunggal
Kalimat Tunggal adalah kalimat yang
mempunyai satu klausa bebas. Hal itu berarti hanya ada satu P di dalam kalimat
tunggal. Unsure P adalah sebagai penanda klausa. Unsur S dan P memang selalu
wajib hadir dalam setiap kalimat . Adapun O, Pel, dan Ket sifatnya tidak wajib
hadir di dalam kalimat, termasuk dalam kalimat tunggal. Jika P masih perlu
dilengkapi, barulah unsure yang melengkapi itu di hadirkan.
Berdasarkan
jenis kata/frasa pengisi P-nya, kalimat tunggal dapat dipilah menjadi empat
macam yang diberi nama atau label tambahan sesuai jenis kata atau frasanya,
yaitu :
a.
Kalimat Nominal
Kalimat
nominal merupakan kalimat yang predikatnya
berupa kata benda. Kalimat Nominal yaitu kalimat yang berpredikat bukan kata
kerja, melainkan berjenis kata benda, kata sifat, kata bilangan, kata ganti,
atau kata keterangan.
Susunan dari kalimat ini yaitu
terdiri dari sama dengan kalimat verbal S + P ( Subyek dan Prediakat ) namun
kalimat ini harus terdapat syarat :
- Subyek : berisi kata benda ( orang, hewan ,
tumbuhan dll )
- Predikat : berisi bukan kata kerja melainkan
berjenis kata benda, kata sifat, kata bilangan, kata ganti, atau kata
keterangan.
Serta bisa ditambahkan
- Obyek : buku, jam, pensil dll
- Keterangan waktu : 3 jam yang lalu, minggu
kemarin, besok dll
- Keterangan tempat : di sekolah, mushola ,
lapangan dll
Contoh :
- Ibu saya adalah seorang guru ( S+P <kata
keterangan> )
- Rumah itu besar sekali
- Hape kamu bagus sekali
- Itu meja guru.
b. Kalimat Adjektiva
Kalimat adjektiva merupakan kalimat
yang Predikatnya berupa kata sifat.
Contoh :
·
Guru itu sangat ramah
·
Rumahnya megah sekali
·
Kakaknya sombong
c. Kalimat Verbal
Kalimat verbal merupakan kalimat
yang memiliki predikat yang berupa kata kerja, bukan nomina maupun adjektiva. Susunan
dari kalimat ini yaitu terdiri dari S + P (Subyek dan Predikat) dengan syarat:
- Subyek: berisi kata benda (
orang, hewan , tumbuhan dll )
- Predikat: adalah kata kerja (
misalnya membaca, berlari, makan dll )
Serta bisa
ditambahkan
- Obyek : buku, jam, pensil
dll
- Keterangan waktu : 3 jam
yang lalu, minggu kemarin, besok dll
- Keterangan tempat : di
sekolah, mushola , lapangan dll
Contoh :
- Dina tidur ( S + P )
- Roni membaca buku ( S + P + O )
- Sinta makan nasi di warung ( S
+ P + O + Ktempat )
- Saya belajar Matematika kemari
malam ( S + P + O + Kwaktu )
- Rina berjalan jauh.
d.
Kalimat numeral
Kalimat
numeral merupakan kalimat yang predikatnya kata bilangan.
Contoh :
·
Mobilnya dua
·
Yang hadir enam belas orang
·
Kerbaunya tujuh ekor
·
Temannya tiga puluh anak per kelas
2.1.2
Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal. Dengan kata lain kalimat majemuk adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan dua predikat. Kalimat majemuk dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a.
Kalimat Majemuk setara/koordinatif
Kalimat majemuk setara/koordinatif yaitu gabungan dua pokok pikiran atau
lebih yang kedudukannya setara.Struktur kalimat yang di dalamnya
terdapat,sekurang-kurangnya,dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri
sendiri sebagai kalimat tunggal. Konjungtor yang
menghubungkan klausa dalam kalimat majemuk setara jumlahnya cukup
banyak.Konjungtor itu menunjuk beberapa jenis hubungan dan menjalankan beberapa
fungsi. Berikut tabel
penghubung klausa dalam kalimat majemuk setara:
Jenis Hubungan
|
Fungsi
|
Kata Penghubung
|
1.Penghubung
|
menyatakan
penjumlahan atau gabungan kejadian,kegiatan,peristiwa, dan proses
|
dan,serta,baik,maupun
|
2.Pertentangan
|
bahwa hal
yang dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan klausa kedua
|
tetapi,sedangkan,bukannya,melainkan
|
3.Pemilihan
|
menyatakan
pilihan di antara dua kemungkinan
|
Atau
|
4.Perurutan
|
menyatakan
kejadian yang berurutan
|
lalu,kemudian
|
Contoh kalimat majemuk setara/koordinatif :
1.
Anto gemar menulis sedangkan Anita gemar menari.
2.
Engkau tinggal di sini, atau ikut dengan saya.
3.
Sinta cantik,tetapi sombong.
4.
Ia memarkirkan mobil di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.
b. Kalimat Majemuk Bertingkat/Kompleks/Subordinatif
Kalimat
majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif yaitu kalimat tunggal yang salah satu
jabatannya diperluas membentuk kalimat baru.Dalam kalimat majemuk bertingkat
kita mengenal
a. Induk kalimat (jabatan kalimat yang bersifat
tetap atau tidak mengalami perubahan)
b. Anak kalimat
(jabatan kalimat yang diperluas membentuk kalimat baru.Anak kalimat
ditandai pemakaian kata penghubung dan
bila mendahului induk kalimat dipisah dengan tanda baca koma).
Berikut tabel jenis hubungan
antarklausa,konjungtor,dan fungsinya dalam kalimat majemuk bertingkat.
Jenis Hubungan
|
Kata Penghubung
|
a.waktu
|
sejak,sedari,sewaktu,
sementara,seraya,setelah,sambil,sehabis,sebelum,ketika,tatkala,hingga,sampai
|
b.syarat
|
jika(lau),seandainya,
an-daikata,andaikan,asalkan,kalau,apabila,bilaman,manakala
|
c.tujuan
|
agar,supaya,untuk,biar
|
d.konsesif
|
walau(pun),meski(pun),sekalipun,biar(pun),kendati(pun),sungguh(pun)
|
e.pembandingan
|
seperti,bagaikan,laksa-na,sebagaimana,dari-pada,alih-alih,ibarat
|
f.penyebaban
|
sebab,karena,oleh
karena
|
g.pengakibatan
|
sehingga,sampai-sampai,maka
|
h.cara/alat
|
dengan,tanpa
|
i.kemiripan
|
seolah-olah,akan
|
j.kenyataan
|
Padahal
|
k.penjelasan
|
Bahwa
|
l.hasil
|
Makanya
|
Contoh kalimat majemuk
bertingkat/kompleks/subordinatif :
1.
Agar koperasi unit desa (KUD) berkembang,perlu
dipikirkan penciptaan kader-kader yang tangguh.
2.
Ketika memberikan keterangan,saksi itu
meneteskan air mata.
3.
Pembangunan rumah susun itu memerlukan
penelitian sebab beberapa unit rumah susun belum berpenghuni.
4.
hujan turun berhari-hari sehingga banjir besar
melanda kota itu.
5.
Dengan menurunkan harga beberapa jenis BBM,kita
berharap kegiatan ekonomi tidak lesu lagi.
6.
Pengurus lama berjanji bahwa koperasi kita akan
memilih pengurus baru.
7.
Tempat itu kotor,makanya dia malas kalau
disuruh ke situ.
8.
Dia diam saja seakan-akan tidak tahu
kesalahannya.
9.
Semangat belajarnya tetap tinggi meskipun
usianya sudah lanjut.
10.
Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kalimat
adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan
cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara
naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita
atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan
tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat
dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S)
dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan
itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa
dengan kalimat.
Menurut jumlah klausa pembentuknya,kalimat
dapat dibentuk atas dua macam,yaitu :
1.
Kalimat Tunggal
Macam-macam kalimat tunggal yaitu :
·
Kalimat Nominal
·
Kalimat Adjektiva
·
Kalimat Verbal
·
Kalimat Numeral
2.
Kalimat Majemuk
Macam-macam kalimat majemuk, yaitu :
·
Kalimat Majemuk Setara
·
Kalimat Majemuk Bertingkat
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang kami susun mengenai Kalimat Tunggal
dan Kalimat Majemuk, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.
Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
penyusunan makalah berikutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Alisjahbana,
S. Takdir. 1983. Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Dian
Rakyat.
Ramlan,
Prof. Drs. M. 2005. Ilmu Bahasa Indonesia “SINTAKSIS”. Yogyakarta: CV
Karyono.
Surana, F.X., dkk. 1979. Himpunan Materi Tata
Bahasa untuk SMP Jilid 2. : Tiga Serangkai.
asfarsyafar.blogspot.com
pintarberbahasa.wodpress.com
www.slideshare.net